Gedung sekolah yang dibangun tahun 2012 silam itu ambruk saat proses belajar berlangsung. Ada 30 siswa kelas 3 sedang mengikuti proses belajar mengajar.
Guru Rohaeni dan Asmayawati yang mengajar di kelas 3 A dan kelas 3 B selamat dari kejadian. Kebetulan kedua guru ini keluar bersamaan untuk ambil buku paket mata pelajaran Tematik.
"Kebetulan kami keluar saat kejadian ambruknya bangunan itu" kata Rohaeni.
Rohaeni mengaku tak mendapatkan firasat apapun sebab kejadian begitu cepat. "Awalnya tembok dari Batako itu yang ambruk, karena temboknya ambruk atap ikut ambruk karena tak ada penyangganya. Untungnya tembok ambruk keluar kelas, kalau ke dalam kelas kita tak tahu apa yang akan terjadi" jelasnya di Sekolah.
Kepala MI Khaerul Fatihin Jalaluddin yang ditemui di sekolahnya menuturkan bangunan yang ambruk adalah bangunan darurat yang dibangun tahun 2012. Bangunan itu beratapkan asbes berangka kayu dan dinding batako. "Awalnya kita dirikan sekolah ini di dalam kampung tahun 2008, tetapi karena lahan tak cukup untuk pengembangan maka dipindahkan ke pinggir jalan, nah bangunan yang ambruk itu bangunan sementara sebelum kita bangun yang baru" ujarnya.
Bangunan sekolah yang ambruk itu terdiri dari dua lokal. Masing masing lokal berisikan 15 siswa yang dipisah siswa laki dan perempuan. Kepsek sendiri berencana akan memindahkan siswanya pada keesokan harinya. "Kita mau pindahkan besok pagi, sudah siap siap akan pindah ke bangunan baru namun naas keburu roboh" ujarnya.
Terhadap korban luka, siswa sudah dibawa ke puskesmas. "Sudah dibawa pulang semua ke rumah masing masing dan biaya ditanggung sekolah" ungkapnya. Am