kualitas sumber daya manusia apalagi ditunjang dengan amanat Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Tri Dharma ini mencakup pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, dan pengabdian kepada masyarakat. Mengacu kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dharma diartikan sebagai kewajiban; tugas hidup; kebajikan. Dengan kata lain, Tri Dharma Perguruan Tinggi menjadi dasar dan roh dalam pelaksanaan kegiatan perguruan tinggi.
Dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran siswa di NTB dan menyadari pentingnya pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia) melaksanakan lokakarya yang dikemas dalam tema “Peningkatan Mutu Pembelajaran Lietarasi, Numerasi, dan Pendidikan Inklusif Jenjang SD/MI” yang diselenggarakan Sabtu Minggu, 8-9 Februari 2020. Kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan kerjasama antar LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) se-NTB. Sebagai perguruan tinggi yang khusus mencetak tenaga profesional dalam bidang pendidikan, LPTK berperan strategis dalam meningkatkan hasil pembelajaran siswa.
Kegiatan kali ini menghadirkan 36 peserta dari 17 LPTK se-NTB yaitu UNRAM, UIN Mataram, Universitas Pendidikan Mandalika Mataram, UNW Mataram, Universitas Muhammadiyah
Mataram, Universitas NU Mataram, Universitas Qomarul Huda Badaruddin Bagu Lombok Tengah, Institut Agama Islam Nurul Hakim Kediri Lombok Barat, STKIP Hamzar Lombok Utara, Universitas Hamzanwadi Pancor Lombok Timur, Institut Agama Islam Hamzanwadi Suralaga Lombok Timur, Universitas Samawa Sumbawa, STKIP Paracendekia Sumbawa, Universitas Cordova Sumbawa Barat, STKIP Yapis Dompu, STKIP Taman Siswa Bima, dan STKIP Bima.
Staf Ahli Gubernur NTB Bidang Ekonomi, Keuangan, Pembangunan dan Infrastruktur, Dr. Drs. H. Lalu Syafi’i, MM, dalam pembukaan acara menjelaskan peran strategis LPTK dalam pengembangan sumber daya manusia di NTB yang selaras dengan tujuan pencapaian NTB Gemilang. “Di misi yang ke-3, NTB Sehat dan Cerdas. Indikatornya adalah bidang pendidikan dan kesehatan. UNRAM sekarang fakultas kedokterannya akreditasi A. Inshallah sebentar lagi A Plus, sejajar dengan perguruan tinggi yang lain. Ini adalah ikhtiar yang baik dan setapak demi setapak bisa memperbaiki NTB ke depan. Begitu juga dengan UNRAM bisa bersaing dengan perguruan-perguruan tinggi yang lain" jelasnya.
Di bulan ini saja UNRAM meraih peringkat 17 web universitas (di Indonesia) dari sekian ribu perguruan tinggi. Besok kita berharap guru besar- guru besar tidak hanya ada di UNRAM tetapi teman-teman perguruan tinggi lainnya juga memiliki guru besar. Kita rasanya mimpi saudara, hari ini kita punya banyak doktor. Dulu hanya ada dua di UNRAM tetapi bayangkan sekarang universitas kita di Bima, Dompu sudah memiliki doktor. Tidak mustahil suatu saat perguruan-perguruan tinggi sudah berakreditasi A Plus karena memiliki guru besar-guru besar.
Plt Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB, Dr. H. Aidy Furqan, M.Pd, menyampaikan perkembangan terbaru seputar dunia pendidikan di NTB khususnya terkait kebutuhan tenaga pendidik di masa mendatang. “Dari sisi kebutuhan tenaga pendidik yang profesional dan yang bersertifikasi pendidik dikelompokkan 3 yaitu adaptif, normatif, dan produktif. Normatif adalah guru mata pelajaran umum. Secara kuantitas kita masih kekurangan untuk disebarkan di NTB. Ini yang (dibutuhkan) profesional, linear kompetensinya dan memiliki sertifikat pendidik. Kita juga butuh guru adaptif. Ada peluang lintas minat. Maka para guru yang disiapkan LPTK ini harus multi kompetensi, meng-upgrade dirinya.
UU No 14 tahun 2005 mengamanatkan bahwa para pendidik minimal memiliki 1 kompetensi. Yang diuji adalah kompetensi umum, yang kedua kompetensi pedagogik, dan yang ketiga adalah profesional. Maka tamatan LPTK harus memiliki proyek perubahan. Mungkin ini bisa menjadi syarat penulisan skripsi, tesis. Arahnya sekarang adalah proyek perubahan dan ini termasuk yang diujikan di CPNS-nya. Ini sekedar masukan nanti kalau ada diskusi, tamatan LPTK yang kita harapkan ke depannya itu mengacu ke empat arah kebijakan yaitu manufacturing, kedua konstruksi, ketiga adalah energi kreatif, dan terakhir adalah hospitality industri kreatif. Mudah-mudahan gambaran ini menjadi bahan peningkatan kualitas kita dalam menyiapkan adik-adik kita nanti untuk menjadi guru di tantangan abad 21,“ jelas Aidy Furqan.
“Tidak ada daerah yang maju kalau pendidikannya terbelakang. Maka supaya pendidikannya maju maka pendidik harus hebat. Bagaimana kita mendidik calon-calon pendidik yang hebat ini, kita berharap pemerintah daerah bisa memfasilitasi. Oleh karena itu, kami sangat
berharap keberadaan forum LPTK ini nanti bisa menyusun program kerja misalnya sesama akademisi bisa saling membantu, saling memberi, saling bertukar pikiran, wacana cara mengembangkan tenaga pendidik di LPTK dan bagaimana mahasiswa kita menjadi calon-calon pendidik yang hebat,“ kata Dekan FKIP UNRAM, Prof. Dr. H. A Wahab Jufri, M.Sc mengingatkan para hadirin pentingnya pelaksanaan kegiatan ini dalam rangka menghadirkan Forum LPTK se-NTB sehingga tercipta wadah kerjasama, koordinasi dan komunikasi antar
dosen LPTK.
Melalui kegiatan ini terbentuk Asosiasi Dosen LPTK NTB yang telah berhasil menyusun badan kepengurusan dan materi dasar dalam merancang program kerja yang bertujuan untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa NTB khususnya literasi, numerasi dan terciptanya peningkatan pendidikan inklusi. Dalam kesempatan ini pula terjadi wadah bertukar pikiran antar LPTK dan kesempatan untuk mengenal keunggulan masing-masing LPTK sehingga terbuka ruang-ruang kerjasama ke depannya.