Atmosfer Sakral Jamasan Pusaka Di Tengah Pandemi Korona

Berita ritual jamasan pusaka kab, Ngawi

SINAR NGAWI™ Ngawi-Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan trangkaian hari jadi Ngawi yang ke 662, berupa jamasan pusaka berlangsung dengan protokol kesehatan secara ketat.

Budi Sulityono, Bupati Ngawi yang sekaligus Ketua gugus tugas percepatan penanganan covid 19 di Ngawi mengatakan bahwa dalam memasuki new normal, untuk sementara rangkaian kegiatan hari jadi Ngawi yang lain yang memicu kerumunan massa ditiadakan untuk tahun ini.

“Diantaranya pesta hiburan rakyat, ziarah ke makam leluhur dan upacara peringatan hari jadi Ngawi yang seharusnya besok (07/07), kita tiadakan dulu,” terang dia.

Tambahnya, hal ini dilakukan agar di Kabupaten Ngawi tak terjadi hari jadi Ngawi sebagai klaster baru penyebaran covid 19.

Diketahui, jamasan pusaka adalah ritual sakral yang tiap tahunnya diadakan, sebagai salah satu rangkaian hari jadi Kabupaten Ngawi.

Hadir dalam acara jamasan pusaka tadi pagi seluruh forkopimda, kepala dinas, asisten, staf ahli, kepala bagian dan camat.

Acara jamasan dipimpin langsung Bupati Ngawi, pusaka yang dijamas adalah tombak Kyai Singkir dan Kyai Songgolangit serta Songsong (payung) Tunggul Wulung dan Tunggul Warono. Pembawa 4 pusaka, yaitu Yusuf (Kadisperindagnaker), Sugeng (Kadisdukcapil), Marsono (Kepala BKPP) serta Sunarto (staf ahli Bupati) dan dengan cucuk lampah Sugito.

Sedangkan yang dipercata untuk melakukan jamasan pusaka yakni oleh sesepuh Ngawi yaitu Gunawan dibantu 2 orang sesepuh lainnya. Ritual jamasan pusaka dilengkapi dengan tari rampokan yang menggambarkan sejarah keberadaan pusaka.
Pewarta: asri/mad
Editor: Kuncoro


Subscribe to receive free email updates: