Persatuan Wartawan Lombok Tengah dan Duta Lingkungan Nusa Tenggara Barat, menggelar penghijauan di Desa Lantan Batukliang Utara. Langkah mengembalikan kondisi hutan itu mendapat apresiasi dari Gubernur NTB dan Bupati, H Lalu Pathul Bahri.
Gubernur NTB yang diwakili Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB, Madani Mukarom mengapresiasi kegiatan Yayasan Duta Lingkungan Provinsi NTB yang melakukan kegiatan penghijauan. Langkah ini dinilai tepat dalam rangka mengembalikan ekosistem hutan yang mulai punah. "Kami sangat apresiasi kepedulian Yayasan Duta Lingkungan dalam upaya menghijaukan kembali hutan kita, ini harus didukung oleh smeua pihak termasuk pemerintah Provinsi" jelasnya.
Kepala Dinas LHK Provinsi NTB itu melihat kenyataan dimana dari hari kehari kondisi hutan mulai rusak karena harus ada gerakan bersama dari seluruh elemen masyarakat termasuk dari para duta lingkungan hidup. Pemerintah provinsi sejak beberapa tahun terakhir intens melakukan gerakkan penghijauan. Terutama dikawasan hutan dan sumber-sumber mata air melalui program NTB Hijau. Ada dua program pemerintah Provinsi dibidang lingkungan yakni NTB Hijau dan Zerowis
Tapi tentu upaya tersebut tidak akan bisa maksimal tanpa dukungan dari elemen masyarakat lainnya di daerah ini. Karena bagaimanapun juga, kalau hanya pemerintah jelas tidak akan mampu.“Memang harus ada gerakan bersama. Tidak bisa hanya dengan mengandalkan satu pihak saja,” tandasnya.
Apresiasi juga datang dari Bupati Lombok Tengah H.L. Pathul Bahri saat membuka kegiatan Lombok Tengah menanam. Dia mengatakan, kondisi hutan tidak bisa dipungkiri sangat memprihatinkan. Sehingga upaya pengembalian harus di intensifkan, dengan cara menanam pohon dan melibatkan masyarakat, tidak hanya mengandalkan pemerintah semata.
“Kita apresiasi kegiatan yang di programkan PWLT dan Yayasan Duta Lingkungan NTB dalam mengembalikan fungsi hutan ini. Jelas langkah ini cukup luar biasa,” katanya, Minggu 10 Oktober 2021.
Pathul menjelaskan, hampir setiap tahun sekitar 650 ribu hektar hutan di Indonesia rusak oleh tangan orang-orang tak bertanggung jawab. Tidak dipungkiri juga terjadi di NTB, termasuk Loteng. Kerusakan hutan itu mulai dirasakan dengan terjadinya berbagai bencana alam, seperti longsor hingga banjir.
Tidak hanya itu, dari sisi iklim kerusakan hutan juga telah memicu peningkatan suhu bumi sekitar 1,1 derajat pertahun. Sehingga kalau tidak segera dilakukan upaya penyelamatan dan pengembalian kondisi hutan melalui reboisasi kawasan hutan, kemudian penghijauan, maka dampak buruk kerusakan hutan bakal semakin parah dirasakan dimasa yang akan datang.
“Yang paling dirasakan juga ialah hilangnya sumber-sumber mata air di daerah ini. Jelas akibat penggundulan hutan, banyak mata air debitnya airnya menurun, bahkan hilang. Akhirnya masyarakat mulai kesulitan memperoleh air bersih,” ungkapnya. Oleh sebab itu, sangat perlu upaya penyelamatan kawasan hutan dan tidak bisa di tunda.
Sedangkan Kepala Desa Lantan mengaku sangat bersyukur atas kepedulian Yayasan Duta Lingkungan dan PWLT terhadap kondisi alam di wilayahnya. Dia menyadari bahwa kondisi hutan di wilayahnya cukup memprihatinkan namun dalam beberapa tahun terakhir kondisinya mulai membaik seiring dengan gencarnya kegiatan reboisasi. "Atas nama masyarakat dan pemerintah Desa Lantan, saya menyampaikan terimakasih atas kepedulian semua pihak dalam mengembalikan ekosistem alam di desa kami" ujarnya.
Diakuinya, di Desa Lantan sendiri terdapat banyak sumber mata air. Sumber mata air itu menjadi salah satu destinasi lokal yang dimiliki nya. Untuk diketahui desa Lantan menjadi salah satu desa wisata dengan Keindahan alam dan air terjunnya. Sedikitnya 9 destinasi yang dimilikinya termasuk didalamnya ada air terjun namun dari sekian banyak air terjun baru dua yang sudah mulai dikelola masyarakat yakni Air Terjun Loang Tuna dan Babak Pelangi sementara destinasi lainnya belum bisa digarap secara maksimal karena keterbatasan anggaran. Oleh karena itu dia berharap ada bantuan dari pemerintah daerah agar semua destinasi wisata yang ada bisa dikelola dengan baik.