Dyan Dilato Rasis dan Harus Meminta Maaf kepada Masyarakat Loteng

Lombok Tengah, SN - Pernyataan Diyan Dilato anggota Komisi Balap Motor FIM di salah satu media online Portal-Islam.Id yang direlease tanggal 15 Nopember 2021 bernada rasis membuat panas telinga masyarakat Lombok Tengah. Pernyataan Diyan yang menyatakan Marshal Katro semua dan Ndeso sangat menyinggung perasaan masyarakat Lombok Tengah khususnya para Marshal.

Ketua ALARM Provinsi NTB L.Hizy menilai pernyataan itu rasis dan sangat provokatif. Diyan telah merendahkan harkat martabat masyarakat Lombok Tengah khususnya para Marshal. Untuk itu dia meminta kepada MGPA agar Diyan dipecat dan diusir dari Lombok Tengah ataupun di NTB jika memang berada di Lombok Tengah atau NTB saat ini. 

Selain itu pernyataan Diyan sangat mendiskreditkan masyarakat Lombok Tengah udik dan kampungan karena itu Diyan harus meminta maaf kepada seluruh masyarakat Lombok Tengah khususnya kepada Gubernur dan Bupati Loteng.

Hizi menilai seorang anggota Komisi FIM tak pantas mengeluarkan pernyataan tersebut sebab akan menimbulkan gejolak luar biasa dari masyarakat Lombok Tengah. "Kami sangat keberatan dengan pernyataan itu, kami minta agar segera mencabut pernyataan itu dan meminta maaf secara terbuka jika tidak kami akan persoalkan keranah hukum" ujarnya.

Senada dengan Hizy Ketua Rudal NTB sangat keberatan dengan pernyataan itu. Pernyataan itu telah membuat kegaduhan di tengah tengah masyarakat. Seharusnya jika ada kelemahan dari Marshal maka harus dibina dilatih secara berkelanjutan agar mereka faham dan mengerti tugas tugas nya. "Kurang ajar sekali pernyataan Dyan, sebagai seorang terdidik maka tentu sangat tidak pantas dikeluarkan" jelasnya.


Untuk itu melalui kesempatan ini dia memberi warning kepada Dyan untuk segera meminta maaf. Jika tidak maka pihaknya akan mempolisikan. " kami minta kepada pihak MGPA untuk usir dan pecat Diyan Dilato dari event IACT dan WSBK di cirkuit Mandalika ini" tegasnya.

Dia meminta ITDC untuk mengundang pihak yang bertanggung jawab atas atas anggapann buruk dan rasis yg dilontarkan Diyan Dilato "saya tantang dilato datang dan temui kami, kami akan jelaskan sejarah soal lokasi ratusan HK tanah circuit dan bagemana diperlakukan para Marshal yg ada" tantangnya.


Dia (Diyan Dilato) tidak tau perjuangan masyarakat menyukseskan pembangunan circuit dan event ini berjalan

"Sudah masyarakat ditelantarkan, keoala daerah kami tidak dilibatkan sekarang masyarakat lokal dikambing hitamkan, kurang ajar namanya dan itu bahasa rasis dan profokatif yg digunakan" jelasnya.

Sebelumnya Diyan Dilato membuat pernyataan menyudutkan Marshal bahkan sangat rasisme pernyataan mengatakan "Wah, marshallnya katro semua, ndeso. Bukannya bertugas sebagai marshall, tapi malah pada nonton balap. Dan yang dipersoalkan bukan jumlah marshall, tapi kualitasnya," ujar Dyan Dilato yang juga CoC Pertamina Mandalika International Street Circuit sangat menyinggung hati masyarakat Lombok Tengah.

Dyan juga menyalahkan Gubernur dan Bupati yang meminta agar tenaga lokal diberdayakan. "Gak boleh import (mendatangkan dari daerah lain). Lah wong nurunin batu buat proyek aja harus AKAMSI alias Anak Kampung Sini. Jadi memang hambatan terbesar, sumber dayanya,Yang jadi persoalan, tutur Dyan Dilato yang juga anggota Komisi Balap Motor FIM, ada peraturan dari Gubernur NTB dan Bupati Lombok Tengah yang mengharuskan memberdayakan masyarakat sekitar sirkuit untuk tenaga marshall.

"Gak boleh import (mendatangkan dari daerah lain). Lah wong nurunin batu buat proyek aja harus AKAMSI alias Anak Kampung Sini. Jadi memang hambatan terbesar, sumber dayanya" tutur Dyan


Sekedar diketahui Diyan Dilato bertugas sebagai safety officer pada round one ARRC disirkuit sepang Malaysia awal maret 2020. Dalam tugasnya Diyan Dilato dibekali dengan sebuah kartu FIM super license dengan Job Description menginspeksi sirkuit yang dipakai untuk Balapan. Lth01

Subscribe to receive free email updates: