Peternak Sapi Lega, Sebagian Sapi Mulai Sehat

Lombok Tengah, SN - Setelah sempat diserang penyakit mulut dan kuku, Sapi milik peternak mulai membaik. Sebagian besar Sapi kondisinya sehat. 
L.Suharman contohnya, dirinya mulai lega setelah 3 dari 4 ekor sapi mental miliknya membaik. Dia bahkan sempat shock ketika melihat sapinya terserang penyakit PMK Itu padahal sehari sebelumnya dalam kondisi sehat. "Kemarin saja dia sehat bugar, makannya banyaknya,,ee pagi harinya sudah terkena" ungkapnya di temui di rumahnya kemarin.



Dia mengaku sempat stress melihat kondisi sapinya. Sapi tak mau makan, mulutnya merah seperti terkena sariawan,  ada bintik seperti luka di mulut, sementara dari mulutnya keluar cairan yang banyak. "Bagaimana tak kurus, makan tak mau, cairan ditubuhnya keluar banyak" tutur dia.

PMK sendiri menyerang dengan tiba tiba, tidak ada tanda-tanda sebelumnya, beruntung tidak ada Sapinya yang lumpuh seperti milik orang lain. "Praktis satu hari tak mau makan, setelah saya obati dengan ramuan atau dengan obat alami yang saya racik sendiri, akhirnya lambat laun mulai makan" kelasnya.
Berbagai obat sudah di berikan termasuk Madu dan obat biru, namun tidak berhasil. Anehnya setelah diberikan makanan dari batang pisang, Sapi mulai membaik. "Saya menganggap Sapi sedang panas dalam, makanya saya kasi makanan yang dingin dingin seperti Batang Pisang, dan Alhamdulillah langsung dimakan, sejak itu Sapi saya mulai sehat" jelasnya.

Sejauh ini virus PMK belum diketahui dari mana asalnya namun L.suhar memperkirakan dari kencingnya Tikus. Sebab Populasi Tikus semakin banyak. "Saya perkirakan dari kencing tikus, buktinya makanan sapi tak dimakan saking baunya, mungkin saja dari itu" ujarnya.
Sejauh ini dia mengaku belum pernah didatangi oleh pihak UPT Peternakan Kecamatan Janapria sehingga dia berusaha mengobati sendiri dengan sepengetahuannya. "Begitu ada kabar bahwa penyakit ini mulai menyerang Sapi dipulau Jawa, saya sudah lakukan antisipasi" jelasnya.

Dia berharap tidak ada lagi penyakit semacam itu menyerang Sapi warga sebab dampaknya sangat besar terutama dampak ekonomi. "Harga sapi turun dua kali lipat dari harga normal, petani sangat dirugikan, mau tak dijual murah, takut nanti Sapi nya mati, terpaksa dijual akhirnya" ujarnya. Lth01 

Subscribe to receive free email updates: