Ajak Negara Luar, Tangani Sampah di NTB



Mataram, SN - Masalah sampah menjadi masalah utama bagi negara negara di dunia terutama negara berkembang termasuk Indonesia. karena itu berbagai langkah dilakukan dalam rangka menangani masalah sampah itu baik melakukan daur ulang maupun menjadikan sampah sebagai komoditi ekspor yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Nah di NTB sendiri masalah sampah menjadi masalah klasik yang belum bisa dipecahkan. Dimana mana timpukan sampah berserakan, sementara sedikit sekali masyarakat yang mau peduli terhadap lingkungannya. 

Menyikapi masalah itu, Pemprov kemudian menggandeng sejumlah negara untuk menangani masalah sampah di NTB, salah satunya adalah Denmark. "Denmark menjadi salah satu mitra kerjasama NTB dalam hal pengelolaan sampah dan pembangunan lingkungan yang berkelanjutan" hal itu diungkapkan.Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah pun menyatakan bahwa NTB telah mulai menjalankan program pengelolaan sampah “zero waste” NTB Bersih , diantaranya melakukan pengurangan jumlah sampah, daur ulang, dan penggunaan kembali sejak tahun 2019 lalu. Hal tersebut disampaikan saat menerima audiensi Tim Bornholms Affaldsbehandling (BOFA) Denmark di Aula Pendopo Wagub, Senin (09/01).

“Kita sudah melakukan itu (program zero waste) sejak 2019 lalu. Kita juga terus melakukan koordinasi dengan seluruh kabupaten/kota. Mulainya step by step, tapi memang itu bukan hal yang mudah dan membutuhkan waktu,” tambahnya Ummi Rohmi, sapaan Wagub NTB.

Berdasarkan hal itulah, NTB membutuhkan pengalaman Demark dalam hal pengelolaan sampah, dikarenakan Denmark sendiri telah melakukan persiapan dan transisi energi sejak 50 tahun lalu dan sangat unggul dalam pendekatan sirkular ekonomi sampah.

“Sejak Oktober lalu, sudah banyak dialog antara Denmark dan Indonesia tentang bagaimana menguatkan dan membantu satu sama lain dalam penanganan sampah. Kami sudah berjalan jauh dan tentu belum selesai. Namun, kami merasa sangat senang bisa membagi pengalaman tersebut ke Indonesia. Ini merupakan sebuah awal yang baik,” tutur Jens Hjul Nielsen, CEO of BOFA. 

Ia melanjutkan bahwa kerjasama antara Denmark-Indonesia dilatar belakangi oleh sumber daya bumi yang terbatas namun penduduknya semakin bertambah, yaitu sekitar 8 miliar jiwa.

“Dalam situasi tersebut, kita harus lebih baik dalam pengelolaan sampah. Itu yang kami kerjakan dengan rekan kami di Indonesia. Yang paling penting adalah bagaimana sikap masyarakat terhadap sampah. Kalau itu terwujud, pasti akan bisa menyelesaikan masalah yang ada,” tambah Jens.

Sebagai informasi, Denmark pertama kali berkunjung ke NTB pada Oktober 2022 saat melakukan penandatanganan kerjasama dengan Pemprov NTB. Kemudian, rombongan dari Pemprov juga berkunjung ke Denmark pada bulan November untuk menindaklanjuti kerja sama tersebut. Adapun kunjungan ketiga Denmark ke NTB akan direncanakan pada bulan Maret mendatang.

Turut mendampingi Wagub pada audiensi tersebut yaitu, Kepala Dinas LHK Provinsi NTB, Asisten I dan Asisten II Setda Provinsi NTB. (dea/ofik

Subscribe to receive free email updates: