Lombok Tengah, SN - Gelaran WSBK 2023 memang sudah sukses digelar di Sirkuit Mandalika. Sebanyak 49. 251 ribu penonton seperti yang diklaim Gubernur NTB. Pemprov tentu sangat puas dengan kesuksesan itu, hanya saja ternyata evet itu tidak berdampak signifikan bagi pedagang UMKM khususnya pedagang UMKM Kabupaten Lombok Tengah.
Inak Apel di Lapak UMKM
Berkaca pada penyelenggaraan event WSBK tahun sebelumnya dimana pedagang kurang dapat keuntungan dari pagelaran itu disebabkan posisi UMKM yang cukup jauh dari posisi tribun, maka pada tahun ini pemerintah daerah menempatkan pedagang lebih dekat dengan Tribun. Akan tetapi ternyata belum juga berdampak pada pedagang itu sendiri.
Inak Lusiana atau dikampungnya dipanggil inak Apel warga Ujung Desa Kuta Kecamatan Pujut menuturkan event WSBK tahun ini belum memberikan hasil yang memuaskan bagi pedagang sebab penonton di tribun C kosong, hanya beberapa penonton saja dan itupun disisi oleh tentara polisi. "Kami ditempatkan dibelakang tribun namun tidak ada penonton, makanya sepi, kalau tidak ada tentara itu yang ngopi mungkin seharian tidak ada orang belanjaan" ungkapnya.
Kondisi ini bertolak belakang dengan pernyataan Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno dimana sebuah event dikatakan sukses manakala berdampak ekonomi bagi masyarakat sekitar termasuk pedagang.
Di Sirkuit Mandalika sendiri terdapat 60 an pedagang UMKM asal Kabupaten Lombok Tengah,mereka ditempatkan di Zona C tetapi pada pelaksanaan event, sejak hari pertama sampai hari terakhir, tribun tersebut sepi penonton.
Dalam sehari menurut Inak Apel dia hanya memperoleh lebih kurang 40 ribu. Pendapatan yang diperoleh tidak sebanding dengan biaya angkut dan lelah tenaga menjaga stand dari pagi hingga pagi hari.
Dia menuturkan pendapatan yang diperoleh di Sirkuit jauh lebih kecil dibandingkan dengan dia berjualan di rumahnya hanya saja gengsi WSBK membuat dirinya mau ikut berjualan. "Tidak semua orang dapat jualan ditempat ini, orang orang menganggap kita hebat dapat disana tetapi nyatanya lebih banyak saya dapat jualan dirumah" jelasnya.
Untuk dapat jualan di dalam Sirkuit, pedagang diharuskan membuka rekening oleh Dinas Koperasi dan UMKM namun hingga saat ini Rekening Bank NTB yang dijanjikan itu tidak keluar.
Pihaknya dijanjikan akan diserahkan buku rekening tersebut namun nyatanya hingga selesai perhelatan tidak kunjung datang.
Pedagang sendiri tidak mengetahui maksud pemerintah daerah memintanya untuk membuka rekening. "saya buka rekening Bank NTB Syariah 100 ribu rupiah, saya tidak tahu apa maksudnya disuruh buka, yang penting kita turuti saja, asal dapat jualan didalam Sirkuit" jelasnya.
Didalam Sirkuit sendiri, pedagang banyak direcoki oleh urusan macam macam seperti surat dari air mineral Embun Mandalika yang mewajibkan untuk membeli air kemasan tersebut. Mereka mengancam akan menutup jika tidak membeli. "Kita diancam jika tak membeli akan ditutup" ungkapnya sembari menunjukkan bukti Surat dari Embun Mandalika itu.
Selain itu, ada air mineral Lombok menyuruh pedagang untuk mengambil air masing masing satu kotak per lapak. Menurut mereka petugas mengatakan air mineral tersebut gratis, nyatanya usai perhelatan pedagang ditagih harga air mineral tersebut. "Pas datang mereka bilang gratis namun ternyata setelah selesai kita ditagih bayar air" ungkapnya.
Banyak lagi cerita miris yang dialami oleh pedagang namun hebatnya laporan penyelenggara ke atas baik baik saja seolah olah tidak ada keluhan dari pedagang.
Ini bukti bahwa pengelolaan UMKM belumlah beres. Banyak hal yang harus dibenahi oleh pihak penyelenggara, jangan sampai para pedagang UMKM itu keburu teriak.