Uskup Jhon Philip Saklil Kiri dan Gembala Samuel Gobai Kanan, saat ceramah khotbah Ibadah Penerimaan Krisma (27/12/2016) di Biamoma. |
Pada kesempatan itu, tiga acara dilangsungkan bersamaan dengan pengesahan Qwasi baru, yaitu acara peresmian rumah pastoran, penerimaan sakramen krisma, bahkan alas tikar untuk lelang sumbangan dana untuk Qwasi baru.
Dalam pengesahan keputusan Uskup Keuskupan Timika, yang mana dibacakan oleh Pastor Vikep Paniai, Marten Kuayo, Pr membacakan tiga alasan memberikan Qwasi baru di Wilayah Wedaumamo,
Menurut pembacaan keputusan karena ada umat katolik, ada lokasi, letak bahkan keberadaan Gereja Katolik Biamoma ada diantara mayoritas Kristen, dengan ini disyahkan Qwasi baru.
Pastor Kuayo, menjelaskan perencanaan pemekaran paroki baru. Di Stasi Biamoma pemekaran yang paling lama.
Kata dia, telah memakan waktu cukup lama untuk pemekaran ini. Ia menjelaskan permohonan Paroki telah dilayangkan sejak tahun 1998 oleh Bapak Ernes Gobai di Keuskupan Jayapura.
Sejak itu, Gereja Katolik Biamoma ada dalam wilayah Paroki Kristus Jaya Komopa dan umat mengajukan permohonan pemindahan di Gereja St. Yusup Enarotali pada tahun 2004. Pihak Pastor Paroki menerima pemindahan umat, terhitung 10 tahun berjalan.
Menurut dia, alasan pelamaan pemekaran karena selama ini belum ada tim penggerak pemekaran.
Selain ini, dia menjelaskan ada empat stasi yang akan gabung di Qwasi baru, yaitu Induk Biamoma, Gereja Katolik Deta, Gereja Katolik Geida, dan Gereja Kogenepa.
Dalam kesempatan yang sama, Uskup Timika mengatakan kami sedang merencakan wilayah Eka Kec. Wegeuto, wilayah Uwodege, Kecamatan Bogobaida juga akan mekarkan Paroki baru.
Dengan tujuan agar gereja hadir untuk mendekatkan misi kerajaan surga dekat kita. Pembinaan - pembinaan iman katolik tetap menjadi satu tubuh.
Ibu Anselma Doo sebagai, penanggung jawab untuk Kwasi Wedauma di Gereja Kristus Sang Gembala.
Pewarta : Marinus Gobai