KALEIDOSKOP 2016: Tahun Pemakzulan dan Lengsernya Pimpinan Dunia


Portal Berita Internasional ~ TAHUN ini sejumlah tokoh berpengaruh dan berkuasa di dunia terpaksa lengser dari jabatannya. Penyebabnya beragam, mulai dari skandal, pergolakan politik, hingga alasan pribadi.

Sebagian dari mereka mundur dengan lapang hati, sebagian dihujani puja-puji, sedang sebagian lainnya turun dengan iringan caci-maki. Gejolak politik tak mampu dihindari, terlebih lagi karena setiap negara yang ditinggalkan sang pemimpin harus segera mencari figur pengganti.

Berikut beberapa pimpinan negara yang mundur sepanjang 2016:

Perdana Menteri Inggris David Cameron

Jika ditanya mengenai perubahan terbesar yang terjadi di Inggris tahun ini, maka sebagian besar orang mungkin setuju bahwa hal itu adalah kemenangan para pemilih Brexit, atau keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa (UE) dalam referendum pada Juni 2016. Hasil referendum itu juga berujung pada mundurnya David Cameron dari jabatan Perdana Menteri Inggris.

Referendum tersebut sebenarnya adalah janji Cameron saat pemilihan umum untuk memuaskan kalangan konservatif yang sudah muak berada dalam keangotaan blok ekonomi Eropa itu. Namun di satu sisi, pria asal London itu gencar melakukan kampanye agar Inggris tetap bertahan di UE.


Mantan PM Inggris David Cameron.

Karena itulah menyusul kemenangan kelompok Brexit, Cameron merasa tidak bisa lagi terus menjabat sebagai perdana menteri. Pria berusia 50 tahun itu resmi menyerahkan jabatannya dan diantikan oleh perdana menteri baru Theresa May pada 13 Juli 2016.

Presiden Brasil Dilma Roussef

Tanda-tanda kejatuhan Presiden Brasil Dilma Roussef telah terlihat sejak presiden perempuan pertama Negeri Samba itu tersangkut dalam skandal korupsi perusahaan minyak Petrobras di awal 2015. Sejak itu, tuntutan dari rakyat untuk melengserkan Roussef semakin santer terdengar dan posisinya semakin terancam dengan rencana kongres untuk melakukan pemakzulan.

Mantan Presiden Brasil Dilma Roussef 

Akhirnya pada April 2016, Parlemen Brasil menggelar sidang pemakzulan Roussef. Perempuan kelahiran Belo Horizonte itu dituduh telah melakukan pelanggaran undang-undang fiskal dan melakukan manipulasi anggaran belanja negara.

Meski tak terima dan menyebut upaya pemakzulannya sebagai sebuah kudeta, Roussef akhirnya resmi dmakzulkan pada Mei 2016. Posisinya digantikan oleh Wakil Presiden Michel Temer sampai masa jabatannya berakhir pada 2018.

Perdana Menteri Selandia Baru John Key

Berbeda dengan kedua tokoh sebelumnya, mundurnya Perdana Menteri Selandia Baru, John Key merupakan keputusan pribadinya. Pria yang telah menjalani tiga masa jabatan sebagai orang nomor satu Selandia baru itu memutuskan untuk mundur agar bisa menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarganya.

Saat meletakkan jabatannya pada 12 Desember 2016, Key mengatakan keputusan untuk mundur adalah hal yang sulit. Namun Key juga menyadari bahwa dirinya sudah cukup lama menjabat dan keluarganya membutuhkan dirinya. Key juga menjelaskan, keputusan ini sudah berdasarkan pada diskusi yang panjang dan matang.

Mantan PM Selandia Baru John Key. 

Pria yang lahir di Auckland 55 tahun silam itu dipandang luas sebagai slaah satu perdana menteri terbaik yang pernah dimiliki rakyat Selandia Baru. Sejak menjabat pada 2008, Key telah berhasil mengatasi sejumlah krisis finansial dan politik yang terjadi dan tetap menjadi sosok populer di mata rakyatnya.

Keputusannya untuk mundur mengejutkan banyak pihak baik sekutu maupun oposisi politiknya. Namun, sebagian besar mengapresiasi langkah itu dan memberikan pujian dan doa mereka kepada sang perdana menteri. Posisi yang ditinggalkan Key diisi oleh wakilnya Bill English.

Perdana Menteri Italia Matteo Renzi

Nasib PM Italia Matteo Renzi mirip dengan yang dialami Perdana Menteri Inggris David Cameron. Mantan Wali Kota Florence itu mundur dari jabatannya setelah kalah dalam referendum konstitusi Italia yang digelar pada 4 Desember 2016.

Referendum tersebut merupakan gagasan Renzi untuk melakukan reformasi konstitusi untuk merampingkan birokrasi dan membuat negaranya menjadi lebih kompetitif. Namun, keinginan ini menimbulkan kontroversi di kalangan rakyat dan dilihat sebagai peluang oposisi untuk menjatuhkan citra Renzi.

Karena itulah sehari setelah perhitungan cepat hasil referendum Italia menunjukkan hanya 42-46 persen rakyat yang setuju dengan pandangannya, Renzi mengumumkan pengunduran dirinya. Seperti juga Cameron, perdana menteri Italia itu merasa tidak dapat lagi melanjutkan langkahnya di perpolitikan Negeri Pizza.

"Pengalaman saya di pemerintahan selesai di sini. Semoga beruntung untuk kita semua," kata Renzi saat mengumumkan pengunduran dirinya.

Mantan PM Italia Matteo Renzi.

Posisi Renzi digantikan oleh mantan Menteri Luar Negeri Italia Paolo Gentiloni. Sayangnya belum lama menjabat, banyak pihak memprediksi umur pemerintahan baru ini akan berlangsung singkat.

Presiden Korea Selatan Park Geun-hye

Karier presiden perempuan pertama Korea Selatan (Korsel) Park Geun-hye hancur setelah kedekatannya dengan Choi Soon-sil, seorang pemimpin sekte kegamaan terungkap kepada publik pada November 2016. Dari sana, terungkap skandal penyalahgunaan wewenang yang mengguncang Negeri Ginseng dan melibatkan sejumlah pejabat tinggi serta perusahaan-perusahaan besar.

Hubungan Choi Soon-sil dengan Park Geun-hye telah terjalin selama empat dekade. Perempuan itu diduga menggunakan hubungannya dengan sang presiden untuk ikut campur dalam sejumlah urusan kenegaraan, termasuk kebijakan-kebijakan yang bersifat sensitif.

Choi dan dua mantan staf senior kepresidenan juga diduga memaksa sejumlah pengusaha serta menyuap pejabat pemerintah demi mengalirkan dana bantuan Yayasan Mir dan K-Sports. Selain itu, dia juga dituduh menyalahgunakan sejumlah dana bantuan untuk kepentingan pribadi.

Skandal ini menimbulkan murka rakyat Korsel yang menganggap Presiden Park telah mengkhianati kepercayaan mereka. Ratusan ribu sampai jutaan orang turun ke jalan setiap pekan menuntut putri mendiang presiden Park Chung-hee itu untuk mundur.

Presiden Korsel Park Geun-hye.

Mendapat tekanan yang begitu dahsyat dari rakyat Korsel, pada 9 Desember 2016, parlemen akhirnya mengambil suara untuk memakzulkan Presiden Park geun-hye dari jabatannya. Dengan suara 234 berbanding 56, mayoritas anggota setuju untuk memakzulkan Park.

Choi sendiri sedang menghadapi persidangan untuk mempertanggungjawabkan perbuatan dan perannya dalam skandal penyalahgunaan pengaruh ini. Sejumlah tokoh dunia usaha dan pejabat Korsel ikut dipanggil untuk menjadi saksi dalam kasus ini.

Selain nama-nama tersebut, tercatat sejumlah pemimpin atau mantan pemimpin negara meninggal dunia pada 2016. Mereka adalah Raja Thailand Bhumibol Adulyadej, Presiden Uzbekistan Islam Karimov dan tokoh revolusi sekalgus mantan Presiden Kuba Fidel Castro.

Subscribe to receive free email updates: