Portal Berita Internasional ~ Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte mengumumkan akan menghentikan semua aktivitas perjudian online di negaranya.
Sebelumnya, Duterte sudah menerapkan kebijakan ‘tangan besi’ dalam hal pemberantasan narkoba. Meski begitu, ia tidak menyebut secara eksplisit kapan larangan itu akan mulai diterapkan dan jangka waktu pemberantasannya.
Judi online yang terkenal di Filipina antara lain, e-bingo dan e-game. Mantan Wali Kota Davao ini mengatakannya saat mengumumkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2017.
Anggaran tersebut nantinya akan difokuskan pada upaya-upaya kebijakan populis. "Saya ingatkan kepada Anda para penggemar judi online untuk saatnya berhenti," kata Duterte, seperti dikutip situs Channel News Asia, Kamis, 22 Desember 2016.
Industri judi memang booming di Filipina, dan satu yang paling sukses di Asia. Banyak perusahaan judi asing yang menanamkan investasi di sana.
Dalam beberapa dekade terakhir, mereka bahkan membuat server yang ditujukan untuk pengguna asing. Strategi ini telah memikat investasi miliaran dolar AS di resor-resor kasino.
Kendati demikian, akibat kebijakan pemerintah ini, Filipina diperkirakan bakal kehilangan pendapatan tahunan sekitar US$215 juta atau setara Rp3 triliun.
Padahal sebelumnya, tepatnya pada 26 Agustus lalu, Duterte mengatakan judi online bisa kembali dilegalkan jika beberapa syarat tertentu dipenuhi.
Untuk mengaktifkan kembali judi online, ia mengajukan dua syarat utama, yaitu operator judi membayar pajak secara benar. Pajak ini akan dipakai untuk mendanai pelayanan sosial.
Syarat berikutnya, Duterte melarang lokasi perjudian dilakukan di sekitar permukiman penduduk yang mudah diakses anak-anak. Ia melarang keras lokasi perjudian di dekat sekolah dan rumah ibadah (gereja).
"Bayar pajak Anda dengan benar. Berjudilah dengan kekayaanmu hingga kamu mati. Saya tidak peduli. Hanya bayarlah pajak dan ini akan digunakan sebagai dana khusus bagi pengobatan orang-orang miskin," kata Duterte seperti dikutip situs Philstar.