Praya dan Jonggat Zona Merah DBD


LOMBOK TENGAH, sasambonews.com.Demam Berdarah Dengue (DBD) terus mengancam Kabupaten Lombok Tengah. Dikarenakan Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Loteng menunjukkan adanya peningkatan. Dari Januari hingga Desember 2016, DBD sudah diangka 118 kasus. “Memang terjadi peningkatan, jika dibandingkan tahun lalu di bulan yang sama, hanya diangka 111 kasus,” kata Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dikes Loteng, Banding, SKM, diruang kerjanya.

Peningkatan ini terjadi terang Banding, karena adanya peralihan musim, dari panas ke musim penghujan. Sementara, nyamuk Aedes Aegypty berkembang disaat terjadi peralihan musim. Sehingga, saat terjadinya peralihan musim ini, terkadang masyarakat umumnya lalai dengan kebersihan lingkungan di sekitarnya. “Hingga Desember ini, hanya baru satu warga yang meninggal dunia, itu terjadi di Bulan Maret,” terangnya.

Sedangkan, dari data, paling banyak terjadi penyakit DBD, yakni di Kecamatan Praya sebanyak 54 kasus, dilanjut Kecamatan Jonggat sebanyak 49 kasus. Disusul Pujut sebanyak 29 kasus, Kopang sebanyak 5 kasus, Pringgarata sebanyak 3 kasus dan Praya Barat hanya 1 kasus, itu terjadi belum lama ini di Desa Darek. “Intinya Praya dan Jonggat merupakan Zona merah untuk DBD,” ujarnya.

Untuk itu, ia sarankan apabila ada gejala tak usah ditunda untuk memeriksakan diri ke tempat pusat pelayanan kesehatan terdekat. Dengan begitu, warga cepat mendapat pertolongan dari tim medis. “Pokoknya jangan segan-segan cepat memeriksakan diri ke pusat pelayanan kesehatan, supaya cepat tertangani,” sarannya.

Untuk pencegahan, ia sarankan agar membersihkan tempat saluran dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Diantaranya dengan penebaran bubuk abate dan melakukan 3M, diantaranya menutup bak mandi, menguras bak mandi, dan mengubur barang bekas.  Bukannya malah meminta untuk difogging. Karena fogging tak membuat wilayah tersebut bebas DBD. Sebab fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, bukan jentik. “Intinya kita telah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi dan mencegah perkembangan kasus DBD. Namun upaya tersebut belum cukup membuat angka penderita DBD menurun. Karena semua itu juga tergantung dari kesadaran masyarakat untuk memberantas sarang nyamuk itu sendiri,” tungkasnya. |dk

Subscribe to receive free email updates: