Kenapa Juventus Layak Juarai Liga Champions 2016-2017??Berikut Ulasannya


Portal Berita Terkini ~ Sebanyak 16 tim yang berada di fase tersebut akan tampil habis-habisan demi membawa pulang trofi si Kuping Besar.

Ambisi itu juga yang ditunjukkan Juventus. Bianconeri –julukan Juventus– bertekad menghapus dahaga akan trofi Liga Champions yang terakhir kali mereka raih pada musim 1995-1996. Hal itu berarti sudah hampir 21 tahun Juventus gagal membawa pulang trofi Liga Champions ke Kota Turin.

Juventus belanja besar-besaran pada bursa transfer musim panas 2016. Tidak tanggung-tanggung untuk mendapatkan enam pemain, Juventus mengeluarkan 138 juta pounds atau sekira Rp2,3 triliun! Sekadar informasi, besaran itu merupakan yang tertinggi dalam sejarah transfer Juventus.

Melihat besarnya ambisi yang sudah ditunjukkan di atas, Juventus layak diapungkan untuk menjadi kampiun di akhir kompetisi. Berikut ini lima alasan mengapa Juventus dijagokan akan mengangkat supremasi tertinggi antarklub Eropa tersebut.

Pertahanan KuatPertahanan kokoh jadi salah satu alasan Juventus sukses di Liga Italia dalam lima musim terakhir. Kombinasi Leonardo Bonucci, Andrea Barzagli, Giorgio Chiellini atau yang biasa disebut trio BBC membuat pertahanan Juventus sulit ditembus.

Terlebih di bawah mistar gawang Juventus masih ada sosok Gianluigi Buffon yang kehebatannya tak habis dimakan zaman. Kombinasi trio BBC plus Buffon sudah tersaji di Fase Grup H Liga Champions 2016-2017.

Dari enam pertandingan grup, gawang Juventus hanya kemasukan dua gol. Catatan tersebut merupakan yang terendah bersama Atletico Madrid yang juga dikenal memiliki pertahanan kuat.

Lawan Mudah di 16 BesarJuventus akan menghadapi FC Porto di 16 besar Liga Champions. Melihat kekuatan yang dimiliki Juventus saat ini plus inkonsistensi Porto, tak ada alasan Paulo Dybala dan kawan-kawan terhenti di fase ini.

Porto bisa dibilang sebagai lawan mudah jika ukurannya klub yang dihadapi tim-tim unggulan lain di 16 besar Liga Champions. Bandingkan dengan Barcelona yang harus berhadapan dengan Paris Saint-Germain (PSG) serta Bayern Munich yang ditantang Arsenal.

Miliki Skuad Lebih KompetitifJuventus sanggup menjadi juara Liga Italia lima musim beruntun (2011-2015). Namun, gelar juara di kancah domestik tidak berbanding lurus dengan pencapaian di kompetisi Eropa. Sebab, dalam kurun waktu yang sama, prestasi terbaik Juventus di Liga Champions hanyalah finis di posisi runner-up pada musim 2014-2015. Bahkan pada musim 2013-2014, Juventus terhenti di fase grup.

Demi meraih hasil maksimal di Liga Champions musim ini, Juventus bergerak aktif di pasar transfer 2016. Juventus mendatangkan enam pemain sekaligus, sebut saja Gonzalo Higuain, Miralem Pjanic, Marko Pjaca, Dani Alves, Juan Cuadrado dan Medhi Benatia. Untuk mendatangkan pemain-pemain tersebut Juventus mengeluarkan total 138 juta pounds atau sekira Rp2,3 triliun.

Dengan pembenahan skuad, Juventus meraih hasil positif musim ini. Hingga memainkan 18 pertandingan di Liga Italia, Juventus berada di puncak klasemen dengan koleksi 45 angka, unggul empat poin dari AS Roma di posisi dua. Jarak poin bisa lebih jauh, mengingat Juventus memiliki tabungan satu pertandingan.

Kado Terakhir Massimiliano Allegri, Musim 2016-2017 disebut-sebut sebagai musim pamungkas Allegri bersama Juventus. Meski kontraknya baru berakhir pada 30 Juni 2018, Allegri akan angkat kaki pada musim panas mendatang dan Arsenal digadang-gadang akan menjadi pelabuhan selanjutnya bagi  allenatore berusia 49 tahun tersebut.

Di musim terakhirnya, Allegri tentu ingin memberikan yang terbaik bagi Juventus dengan memberikan trofi Liga Champions. Pengalaman menangani AC Milan serta dua setengah tahun melatih Juventus bisa dijadikan modal untuk membawa Gonzalo Higuain berjaya.

Keinginan Menghapus Dahaga Trofi Liga ChampionsJuventus terakhir kali mengangkat trofi Liga Champions pada musim 1995-1996 usai mengalahkan Ajax Amsterdam via adu penalti. Setelah final tersebut, Juventus sejatinya sempat empat kali menembus partai puncak, tepatnya pada 1996-1997, 1997-1998, 2002-2003 dan 2014-2015.

Hasilnya? Tak ada trofi yang diraih! Karena itu, mengingat sudah lebih dari dua dekade tak mengangkat trofi si Kuping Besar, musim 2016-2017 bisa dijadikan momen kebangkitan untuk menghapus dahaga gelar kompetisi terakbar antarklub Eropa.

Subscribe to receive free email updates: