Sumber: radarriaunet.com (Foto: Dok. Ist/KM) |
Oleh: Yulianus U. Nawipa
OPINI, KABARMAPEGAA.COM – Seluruh pemimpin orang Papua bijak untuk kebijakan pembangunan fisik dan nonfisik keberpihakan di Orang Asli Papua (OAP). Kami melihat perkembangan realita kehidupan masyarakat Papua diterancam untuk mengisi peluang tentu peluang itu sudah dirampas oleh orang lain baik pengusaha, berbisnis, dan peluang kerja sehinga kami sedang menontong apa yang dikuasai semua sektor itu.
Pemimpin Asli Orang Papua (OAP) masih belum mampu menyerjemakan UUD Otonomi khusus tahun 2001 tentang keperpihakan Orang Asli Papua (OAP) lebih khusus peningkatan ekonomi rakyat serta, peningkatan sumber daya manusia formal dan nonformal sangat jauh dari apa yang kami di harapkan di tanah Papua.
Sebenarnya, kami adalah milik negeri ini, seharusnya tuan negeri diatas tanah papua dengan kekayaan alam yang Tuhan ciptakan namun, semuanya dikelolah dan menikmati oleh orang lain.
Sehingga, kita diketahui bahwa kekayaan alam di kedok, hak-hak dasar sudah dirampas oleh kekuatan militeristi. Tujuan mereka hanya ditindas dan memusnahkan Orang Asli Papua (OAP) melalui berbagai cara yang licik secara sistematis.
Rakyat Papua jangan terauma dengan tindakan-tindakan oleh penjajah, mari tanah ini milik kita, maka kita diambil tindakan yang pasti untuk melawan kapitalisme, kolonialisme dan imperialismee di atas tanah ini untuk kembalikan hak kita.
Orang Papua harus di pahami bahwa, kita jangan jual tanah papua ini dengan harga yang murah, jangan mendengar bahasa manis yang di tawarkan oleh orang pendatang bila perlu anda harus membuat sesuatu yang mengungtungkan anda untuk menjamin keluarga.
15 tahun kemudian, orang Papua tinggal nama saja di atas tanah ini sendiri karena kita sudah dijual tanah ini banyak kepada investor dan penjajah jadi. Jangan kita akan dapat mengalami seperti; Aborigin di Australia oleh anti rakyat.
Semua penderitaan kita berakhir sehinga mari kita berjuang hak kita untuk mentukan nasib sendiri yakni; Papua lepas dari belengku penindasan negara ini, mau dan tidak mau, suka dan tidak suka, mari kita akan lawan untuk menuju Papua damai. (Muyepimo/KM)
*) Penulis adalah Rakyat Papua,Tinggal di Papua