SINAR NGAWI™ Ngawi-Sosialisasi penerapan pembudidayaan sesuai Good Agriculture Practices (GAP), tembakau tahun 2019 yang bersumber dari dana DBHCHT, kembali dilakukan. Marsudi, Kepala Dinas Pertanian Ngawi menegaskan, pihaknya terus melakukan pembinaan pada petani tembakau dengan menerapkan GAP, guna lebih meningkatkan produktivitas tanaman tembakau tahun ini (2019).
“Sosialisasi dilaksanakan di 6 Kecamatan yang merupakan wilayah yang memiliki luasan areal tembakau terluas di kabupaten Ngawi,” terang dia.Tambahnya, tanaman tembakau bisa menjadi alternatif petani kala menghadapi musim kemarau panjang. Selain nilai ekonomis yang tinggi, karakteristik tanaman tembakau tidak terlalu banyak membutuhkan air.
“Tembakau bisa jadi alternatif ketika tanaman lain tidak bisa ditanam dan apabila dikelola dengan benar maka produksi per hektar lahan rata-rata bisa mencapai lebih dari 1 ton,” tambahnya lagi.
Ditempat yang sama, ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) cabang Kabupaten Ngawi, Sojo memaparkan, bahwa dengan adanya pembinaan dan pelatihan dari Dispertan setempat, pihaknya juga merasa terbantu, baik dari segi sarana maupun prasarana produksi tembakau.
“Diharapkan dengan sosialisasi ini lebih memberikan motivasi untuk petani tembakau lebih meningkatkan areal tanamnya tahun ini,” terang Sojo.
Mengingat, pangsa pasar tembakau terbuka luas, dan secara analisa usaha tani ketika dikelola dengan baik, hasil dari menanam tembakau lebih besar jika dibandingkan dengan menanam padi.
“Diharapkan brand tembakau Karangjati akan bangkit lagi dan bisa menjadi ikon tersendiri buat komoditi perkebunan di kabupaten Ngawi,” Pungkas Sojo.
Pewarta: Kun/Sri
Editor: Kuncoro