Menata Penanganan Panen Dan Pascapanen Tembakau Di Kabupaten Ngawi

Dinas pertanian Kabupaten Ngawi jatim

SINAR NGAWI™ Ngawi-Selain kondisi krisis kesehatan akibat pandemi Covid 19, serta curah hujan yang masih tinggi saat awal-awal memasuki musim kemarau, para petani tembakau di Ngawi memilih mundurkan masa tanam.

Wibowo, Kabid Perkebunan dan Hortikultura pada Dinas Pertanian setempat mengatakan bahwa tanaman tembakau memerlukan air yang sedikit dan cuaca yang kering maka rata-rata baru memulai tanam tembakau di Bulan Mei hingga Juli. 

“kualitas hasil tembakau selain ditentukan penanganan saat budidaya, mutu tembakau juga sangat ditentukan pada saat panen dan pascapanen,” kata dia. 

Tambahnya, selain masa tanam yang perlu diperhatikan, untuk penanganan pascapanen tembakau juga merupakan faktor yang sangat penting pula. 

Penanganan panen dan pascapanen tembakau diperlukan waktu yang panjang, dengan tahapan memetik daun tembakau dari bawah hingga daun paling atas yang memerlukan waktu sampai 4 bulan. 

Dari petik pertama hingga petik terakhir akan dihasilkan kualitas tembakau yang berbeda-beda. kemudian daun tembakau harus melalui proses pemeraman selama beberapa hari untuk mengurangi kadar air daun. 

“Pada fase berikutnya adalah perajangan, yang mana hal ini juga sangat menentukan kualitas tembakau yang dihasilkan,” jelasnya. 

Sementara pemerintah, melalui Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi melakukan pertemuan sekaligus sosialisasi program Panen dan Pascapanen Bahan Baku Tahun 2020 yang bersumber dari anggaran DBHCHT, yang bertempat di alua dinas setempat. 

Dalam acara tersebut, diberikan pula bantuan kepada kelompok tani tembakau berupa peralatan pasca panen seperti kendaraan roda tiga, genset, kereta dorong, terpal, dan timbangan duduk. 

“Bantuan yang diberikan bersifat stimulan, jadi hanya beberapa kelompok tani tembakau saja,” pungkasnya 

Pewarta: Asri/pan
Editor : Kuncoro
Copyright :SN/ADV Dispertan Ngawi


Subscribe to receive free email updates: