Bupati Minta JATI NTB Tak Gelar Aksi Soal Marshal dan Peresmian Sirkuit

 Lombok Tengah, SN - Bupati Lombok Tengah terus berupaya menyakinkan para LSM bahwa melakukan aksi demonstrasi besar besaran untuk membela dirinya hal yang tidak dilarang namun sesungguhnya dampak yang akan ditimbulkan akan dapat merugikan orang banyak karena itu sebaiknya aksi demonstrasi terkait dengan pernyataan Diyan Dilato ataupun terkait tak dilibatkan Pemda Loteng pada peresmian Sirkuit.

"Saya sampaikan banyak terimakasih atas empati dan simpati dari masyarakat Lombok Tengah kepada saya, namun mohon agar jangan dilakukan sebab nanti akan membuat kegaduhan ditengah masyarakat" ungkapnya saat bertemu Ketua JATI NTB Sadam Husen di Kantor Bupati Lombok Tengah Rabu 17/11.



Sadam Husen sendiri dipanggil Bupati Lombok Tengah terkait rencana JATI NTB menggelar aksi demonstrasi dengan melibatkan ribuan masa terkait pernyataan Dyan Dilato dan juga penzoliman terhadap Bupati Lombok Tengah pada saat peresmian Sirkuit. 

Bupati Lombok Tengah mengatakan pihaknya berharap situasi dan kondisi keamanan dan kenyamanan masyarakat menjelang WSBK maupun Moto GP oleh karena itu apapun bentuknya aksi akan mengganggu stabilitas keamana dan kenyamanan masyarakat Lombok Tengah. "Saya sangat hormat dengan perhatian dan kepedulian teman teman LSM namun dalam situasi ini apalagi kita masih baru maka diperlukan stabilitas keamanan dan kenyamanan sehingga kepercayaan luar akan terbangun" ujarnya.

Terkait dengan Pernyataan Diyan Dilato yang mendiskreditkan Marshall kampungan dan udik, tentu sebagai pemerintah daerah sangat keberatan. Atas pernyataan itu dirinya langsung mengontak pihak MGPA dan ITDC sehingga langsung direspon dengan telah diberhentikannya Dyan Dilato dari MGPA. "Jadi tak perlu diperpanjang, kan sudah diberhentikan, kan Sirkuit ada di Lombok Tengah, peresmian Sirkuit dan Baypas BIL-Kuta sudah dilakukan, apalagi mau dipersoalkan" jelasnya.

Sementara itu Sadam Husen memahami keinginan Bupati yang menginginkan adanya kondusifitas daerah yang aman apalagi Lombok Tengah sendiri sudah memiliki sirkuit namun dia berharap agar statmen yang menyudutkan dan rasisme itu dihentikan. 

Sadam juga berharap agar dalam perekrutan Marshall dilakukan dengan merata dengan melihat porsi masing-masing. "Kita ingin agar luar pujut juga bisa diakomodir, prosentase nya 60 persen untuk pemuda Kecamatan Pujut selaku daerah ketempatan dan sisanya 40 persen luar Pujut sehingga tak terjadi kecemburuan sosial" ujarnya.

Terkait dengan minimnya pengetahuan Marshal di Sirkuit Mandalika, Sadam menegaskan bahwa wajar jika mereka belum faham betul tugas dan fungsinya sebab mereka hanya dilatih 4 hari sehingga tidak mungkin akan faham secepat itu. "Kalau dilatih berbulan bulan saya yakin akan menjadi Marshal profesional, kalau mereka terus begitu maka sebaiknya dipecat jadi Marshall" tegasnya. Lth01




Subscribe to receive free email updates: