Posyandu Kebon Bawak Ampenan Berhasil Tekan Stunting



Mataram, SN - Upaya pemerintah Kota Mataram menekan angka Stunting diapresiasi Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah. Dia  memberikan apresiasi atas terus menurunnya kasus stunting di Posyandu Mawar, Kebon Bawak, Pejeruk, Ampenan, terhitung pada bulan Februari 2023 memiliki 18 kasus stunting dan pada bulan Mei 2023 berhasil turun menjadi 9 kasus stunting. 

"Posyandu di Mataram bagus, angka stunting turun terus, Harus semakin rajin lagi diyakinkan agar semua yang stunting dapat selesai, kalau ada yg kelainan harus di rujuk," tutur Ummi Rohmi saat melakukan kunjungan di Posyandu Mawar, Pejeruk Ampenan Senin (08/05).

Ummi Rohmi terus mengingatkan agar tetap mengkonsumsi dua butir telur ayam sehingga kebutuhan proteinnya dapat terpenuhi.

"Jangan lupa makan telur setiap hari, ibu - ibu juga jangan lupa memberikan asupan alami kepada anak - anak," ungkap Ummi Rohmi.

Sementara itu, Ketua Posyandu Mawar, Sumiarni mengatakan bahwa dari posyandu terus bergerak aktif memantau perkembangan anak - anak ekitar, sehingga bisa dengan cepat mengatasi kasus stunting.

"Kita ada Tim Pendampingan Keluarga jadi setiap bulan akan di pantau perkembangannya," tuturnya.

Selain itu, terus dilakukannya konseling kepada ibu - ibu yang memiliki bayi dan balita sehingga bisa melihat makanan apa saja yang sudah diberikan agar gizi yang diberikan kepada anak - anaknya dapat seimbang.

"Kita adakan konsling juga, anaknya itu diberikan makanan seimbang, tidak lupa meberikan telur, karena merupakan salah satu protein yang bisa menambah berat badan ," tutupnya. 

Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr Ir Hj Sitti Rohmi Djalillah, MPd menambahkan bahea, faktor lingkungan sangat memengaruhi turunnya angka stunting. 

"Terutama air bersih dan pola hidup sehat agar stunting bisa hilang dan resiko penyakit berkurang", ujar Wagub Umi Rohmi saat rangkaian kunjungan di Posyandu Keluarga Mawar di lingkungan Pande Besi II, Karang Pule, Kecamatan Sekarbela, Senin (08/05). 

Program Bhakti Stunting Pemprov NTB yang melibatkan seluruh pihak di daerah binaan penurunan stunting masing masing, harus didukung dengan penguatan faktor lingkungan selain intervensi dengan gerakan pemberian protein hewani (telur) bagi penderita stunting. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, Rusman Hadi mengatakan, tipikal lingkungan perkotaan yang padat adalah tantangan tersendiri. 

"Tapi khusus air bersih, lingkungan yang tidak layak air tanahnya didorong menggunakan air PDAM", jelasnya.

Selain pengelolaan limbah rumah tangga dan industri, Pemkot juga    telah memetakan lingkungan binaan stunting mendukung program Pemprov NTB dengan pemberian protein hewani (telur) setiap bulannya. 

Kota Mataram periode Agustus 2022 sampai tahun ini menurunkan angka stunting dari 17,1 menjadi 15,66 persen. (jm)


Subscribe to receive free email updates: