Lombok Tengah, SN – Hingga dua bulan kedepan atau hingga januari 2020, pelayanan PDAM masih terganggu. Hal itu akibat dari musim kemarau panjang yang melanda Lombok Tengah.
Direktur Teknik PDAM Tirta ARdhia Rinjani Kabupaten Lombok Tengah L.Sukemi Adiantara SH mengatakan, melihat kondisi hujan yang belum turun secara normal hingga saat ini, maka dirinya memperkirakan pelayanan PDAM kepada konsumen masih akan terganggu hingga dua bulan kedepannya. “Kalau begini saja itensitas hujan turun maka kita perkirakan hingga Januari atau Februari pelayanan kita akan terganggu” kata Sukemi di Kantornya kemarin.
Sukemi mengatakan kondisi debit air semakin lama semakin mengkhawatirkan. Hingga saat ini lebih dari 50 % terjadi penurunan debit. Ini menunjukkan bahwa kuwalitas hutan di sumber mata air sudah sedemikian parahnya. Kendati demikian kondisi ini tetap terjadi dalam siklus 5 tahun sekali. “Memang kondisi hutan kita mulai mengkhawatirkan, harus ada upaya untuk menyelematkan sumber mata air kita, namun untuk kondisi sekarang akibat dari adanya siklus 5 tahunan dimana kemaraunya lebih panjang dari biasanya” ujarnya.
Sejauh ini debit terpasang dari semua sumber mata air yang digunakan PDAM sekitar 440 liter perdetik untuk melayani 54 ribu pelanggan lebih. Namun yang terganggu pelayanannya sekitar 20 ribu pelanggan. “artinya 20 ribu pelanggan itu mendapatkan air dengan sistim gilir, dan sebanyak 4000 pelanggan total tidak mendapatkan pelayanan air bersih sama sekali” ujarnya.
Untuk yang tidak dapat air sama sekali, pihak PDAM tidak menimbulkan rekening airnya sementara yang terganggu tetap diterbitkan rekeningnya.
Lalu bagaimana dengan jaringannya ?, Sukemi menjelaskan untuk jaringan distribusi, pihaknya tidak mempermasalahkan sebab semua dalam kondisi laik pakai akan tetapi yang menjadi persoalan adalah air yang dikelola sangat menipis.
Bayangkan saja kata atlet Voli itu, setiap bak penampungan (recervoir) yang dimiliki PDAM, rata rata sudah menurun drastiis bahkan tidak sampai 1 meter ketinggian air dari lantai dasar bak penampungan. Dalam kondisi normal ketinggian air di bak penampungan lebih dari 2 meter. “Sekarang satu meter kurang ketinggian air di bak, itu yang kita kelola ke konsumen dan itupun harus dimatikan dahulu alirannya ke konsumen selama 24 jam baru bisa sampai 1 meter ketinggian air” ujarnya.
Untuk itulah dia berharap pengertian masyarakat atau konsumen atas kondisi parah yang dialami oleh pihak PDAM saat sekarang ini. “Sistim tandon atau bak bak penampungan di masing masing rumah merupakan solusi dalam mengatasi kelangkaan air itu untuk rumah tangga” ujarnya.
Kemi mengakui saat ini hujan sudah mulai turun akan tetapi itensitasnya masih belum normal. Kalaupun hujan dalam kondisi normal maka butuh waktu untuk normal kembali setiap debit. “Boleh saja dia hujan sekarang, namun kan tanah ini butuh kenyang dahulu serap air hujan itu, belum lagi pohon pohon besar juga butuh serapan, makanya setelah Januari saja baru kayaknya akan normal” ujarnya.lth01