Mataram, SN - Setahun lalu bertepatan dengan perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia, Program Relawan literasi secara resmi diluncurkan untuk mendukung pemerintah dalam pembelajaran dari rumah serta mencegah anak-anak mengalami learning loss khususnya dalam hal keterampilan literasi.
Selama setahun ini, berbagai kampus LPTK, CSO, lembaga-lembaga pegiat literasi dan bahkan desa telah berpartisipasi dengan menurunkan relawan relawannya untuk melakukan pendampingan pada anak-anak yang masih mengalami hambatan dalam keterampilan membaca.
INOVASI bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi NTB merefleksi 1 Tahun Kiprah Relawan Literasi NTB Mengisi Kemerdekaan.
Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB, Dr. H. Aidy Furqan mengatakan pemerintah provinsi sangat mendukung proses pembangunan sumber daya manusia melalui pembangunan pendidikan dasar. INOVASI diharapkan terus berkreasi demi masyarakat. Tidak dipungkiri bahwa peran INOVASI sangat besar dalam mendorong kemampuan literasi dan numerasi anak di NTB khusunya bagi anak yang berkebutuhan khusus. Pemerintah katanya terus memberikan motivasi agar masyarakat ikut berperan aktif dalam gerakan literasi sebab gerakan ini tidak bisa dilakukan sendiri akan tetapi butuh kemitraan semua elemen masyarakat sehingga hasilnya bisa segera dirasakan oleh masyarakat dan siswa.
Menurutnya setahun sudah berjalan namun kini perlu dievaluasi dalam rangka perbaikan program. Dia berharap agar ada evaluasi dan pemilihan duta atau relawan dari masyarakat sebab kedepan tidak hanya literasi dasar yang harus diperhatikan oleh Relawan akan tetapi bisa juga pendidikan lanjut. "Kedepan kita berharap program INOVASI bisa terus berkesinambungan demi memajukan kemampuan literasi anak anak didik di NTB" kata Kepala Dinas Dikbud saat menjadi narasumber pada kegiatan refleksi 1 tahun Kiprah Relawan Literasi NTB Mengisi Kemerdekaan via zoom Selasa 17/8/2021.
Menurutnya Relawan di masa pandemi Covid 19 ini literasi sebagai penyambung anak didik nyaris membuat anak didik menjadi terbelakang dalam hal pendidikan kendati demikian INOVASI terus memberikan semangat dan motivasi kepada guru pendidik, stake holder dalam rangka meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi di Kabupaten Lombok Tengah.
Ketua Solidaritas Perempuan Mataram, Nurul Aini menegaskan anak buruh migran banyak mengalami keterbelakangan literasi. membaca, menulis dan berhitung oleh karena itu melihat penomena yang ada itu pihaknya menyambut baik ajakan dari INOVASI untuk ikut bergabung di relawan literasi."solidaritas perempuan fokus pada anak-anak buruh migran. Kita tidak hanya teknik membaca dan menulis yang kita bantu akan tetapi juga soal psykologi" ungkapnya.
Irmawati Arisanti mengatakan kemampuan literasi anak didik di NTB masih rendah, diperparah lagi dengan kondisi pandemi Covid 19 ini. Ada ide pembelajaran dirumah bagi anak yang terkena dampak pandemi.
Dia menyebutkan awalnya di NTB ini ada 130 relawan LPTK dan 13 CSO. Prioritas kerja mereka pada anak yang mengalami keterbalakang khusus berat. Dalam evaluasi yang dilakukan pemerintah provinsi terhadap kemampuan literasi tahap pertama dirasakan ada kekampuan anak belajar mulai membaik, begitu juga dengan kapasitas relawan juga meningkat. Keterampilan akademis dalam halam penggunaan materi pembelajaran juga mengalami kenaikan signifikan termasuk juga kemampuan baca kelas bawah mengalami kenaikan termasuk juga karakter yang kuat bagi anak didik meningkat. Selanjutnya kesadaran orang tua untuk melakukan pendampingan anak dalam memantau kemampuan membaca anak juga mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif bagi guru itu sendiri dimana beban guru berkurang dalam mendampingi anak didiknya yang berkebutuhan khusus. "guru juga meningkat soal pemahaman pembelajaran meski demikian banyak hal yang perlu diperbaiki" ujarnya.
Sementara itu Sri Rizki Widuri Provicial Manager INOVASI NTB mengatakan imbas dari program ini maka diharapkan akan muncul kelompok kelompok relawan desa. "di KLU, Loteng, Bima dan beberapa daerah lainnya, desa sudah dapat memainkan peran dalam membantu mengangkat literasi anak sekolah" jelasnya.
Dari 10 kab/kota di NTB, keterlibatan pemerintah daerah masih terbatas namun secara umum responsnya sangat positif atas program ini. Saat ini Pemerintah Daerah KLU dan Dompu sudah terlibat secara intensif, untuk itu ke depan peran relawan akan diperluas. Komunikasi dan koordinasi dengan Pemda terus dibangun tetapi masih terkendala covid.
Diakui kemampuan literasi di NTB masih rendah dan berada diurutan kedua dari bawah. Bukti empiris menunjukkan bahwa relawan literasi ke depan masih dibutuhkan. LPTK, CSO dan LSM dilihat masih bersemangat melanjutkan program relawan literasi (relasi) karena itu masih ada peluang untuk perpanjang program yang sudah dikonsep dan desain serta strategi pembelajaran dibuat lebih mudah agar mudah diakses kapan saja.
Suharyani, Wakil Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Pendidikan Mandalika Mataram menegaskan akan tetap mendukung program RELASI dan bisa kolabaroasi dengan LPTK lainnya di NTB hal itu dalam rangka mewujudkan Tri Dharma perguruan tinggi.
Selanjutnya kegiatan refleksi 1 tahun kiprah relawan literasi mengisi kemerdekaan RI ditutup dengan penyerahaan sertifikat secara simbolis oleh Kadisdibud NTB. (Amril Fasdacom)